Rabu, 04 Juni 2014

Penyakit Anak dan Solusinya bagian ke 3

Seperti kita ketahui bahwa penyebab utama penyakit pada anak adalah pada pencernaannya. Demikian pula yang dikatakan oleh Imam Syafi’i, penyebab penyakit ada 3 yaitu :

      1.       Makan dan minum berlebih
      2.       Minum minuman keras
      3.       Seksual berlebih

Ketiga hal ini membuat masalah pada tubuh kita. Adapun makan berlebih adalah permasalahan pertama. Imam Qurthubi mengatakan, pokok dari pengobatan adalah menjaga kesehatan. Menjaga kesehatan dalam hal olahraga, makan, minum, beraktifitas dan lainnya. Artinya gerak dan diam kita harus teratur. Gerak dan diam kita merupakan proses untuk menjaga kesehatan tubuh. Ketika kita memiliki al himyah ( pola hidup ) yang sehat kita tidak membutuhkan obat. Kalau seseorang memerlukan obat berarti dia harus memiliki pola hidup yang sehat. Seperti yang kita bahas sebelumnya, bahwa anak-anak bukanlah miniatur orang dewasa. Anak-anak adalah makhluk yang belum matang secara fisik dan fungsinya. Didalam menggambarkan fisiologis anak-anak, dikatakan organ dalamnya, ususnya masih lembut, begitupun dirinya dan juga tubuhnya masih halus dan lembut. Energi vital anak-anak juga belum penuh. Maka banyak sekali ahli kesehatan yang mengatakan tentang anak-anak. Ada yang mengatakan daging anak-anak itu rapuh, darah mereka kurang, energi vital mereka masih lemah, energi vital mereka masih lemah, energi dari organ dalam tubuhnya masih lembut dan lemah. Ahli kesehatan yang lain juga mengatakan lima organ utama pada anak-anak, pencernaan, usus, lambung dalam hal ini masih belum sempurna. Kulit dan rambutnya, daging dan ototnya, tulang dan sumsumnya itu masih dalam pembangunan. Sehingga pertahanan tubuhnya tidak sekuat orang dewasa. Begitupun energi vital dan darahnya, secara keseluruhan belum kuat secara penuh. Artinya anak-anak tidak aman, maka ketika seorang anak berinteraksi dengan makanan secara umum  dia tidak aman. Kalau makanan tidak sesuai dengan ususnya, usus masih lembut,lambungnya pun masih lemah.

Anak-anak ini fungsinya masih organik, anak-anak ini mudah terkena penyakit. Anak-anak mudah terkena penyakit baik yang ditularkan atau hawa dari luar ataupun makanan yang dia konsumsi. Maka pengobatan klasik itu berpedoman bahwa anak-anak mudah terkena penyakit yang diasosiasikan dengan tiga organ utama yaitu : limfa, paru, hati. Yang paling utama adalah limfa, kita akan menjelaskan gangguan-gangguan pada anak-anak terutama pada sisi perutnya. Yaitu perut besar dan perut kecilnya. Keluhan  utama pada anak-anak adalah kolik, muntah, diare, sakit lambung, sakit perut. Jarang sekali anak-anak yang mengatakan sakit kepala, karena lambung adalah organ yang berada di tengah. Ketika anak-anak itu makan, kemudian melalui tenggorokan, esofagus, dan akhirnya masuk ke lambung. Makanan terssebut tidak menyimpang ke jantung atau ke ginjal. Makanan akan masuk ke lambung sesuai dengan rutenya. Seringnya anak-anak bermasalah dengan lambung disebabkan oleh besarnya pintu atas/masuk lambung dan kecilnya pintu keluar dari lambung. Perhatian pada perut besar dan perut kecil adalah hal yang utama. Karena perut tersebut berinteraksi langsung dengan makanan. Karena saat berada di dalam rahim perut tersebut tidak berinteraksi secara langsung dengan makanan. Jika kita keliru memberi makanan maka akan timbul permasalahan. Jika lambung atau limfa lemah maka makanan yang masuk terlalu panas akan menimbulkan peradangan di lambung,usus dan limfa. Kalau terlalu dingin akan menyebabkan disentri/diare, atau gangguan fungsi lambung lainya seperti cekukan, sendawa, muntah buang-buang air.  Usus ini terserang penyakit dari luar, dan jika lambung tidak kuat menerima maka bisa muntah atau buang air besar.  Pemanfaatan madu pada anak-anak lebih diutamakan karena sifat dan rasanya yang lembut.  Madu sangat cocok untuk perut anak-anak yang lembut. Wajar jika orang dewasa diare diberi madu 4-5 kali. Sedangkan anak-anak cukup diberi sedikit saja, karena madu dan anak-anak itu sama lembutnya. Maka terjadi kesesuaian diantara keduanya. Ada yang mengatakan anak-anak tidak boleh diberi madu sebelum berumur 2 tahun. Padahal madu bersifat lembut, begitu juga pencernaan anak-anak. Bagaimana mungkin orangtua tidak berani memberikan sesuatu yang lembut, tetapi berani memberikan sesuatu yang bersifat kasar. Daging lebih kasar daripada madu. Banyak anak-anak yang diberi madu yang memiliki pertahanan tubuh yang baik walaupun tidak diberi imunisasi. Semua pengobat klasik mengatakan madu berkarakter lembut, cocok dengan tubuh anak-anak. Jika ada orang yang tidak cocok meminum madu hal tersebut bukanlah karena madunya, tetapi karena perutnya yang bermasalah. Seseorang yang terkena diare biasanya diberikan teh manis yang kental.  Teh dengan madu itu lembut, teh menghentikan diare sedangka madu membersihkan kotoran-kotoran yang berada di dalam perut. Jambu biji ditambah garam sedikit pun memiliki khasiat yang sama. Jambu biji saja sudah bisa diberikan kepada anak-anak apalagi madu. Bahkan ada resep pada anak-anak usia 6 bulan sudah bisa diberikan teh yang diberi gula. Sedangkan madu lebih lembut dari teh dan gula.

Pada satu penelitian lain dengan sudut pandang yang berbeda. Madu dinilai tidak cocok sebelum anak-anak berusia 2 tahun.  Walaupun sebenarnya penelitian ini mendukung pengalaman turun temurun sejak ribuan tahun lalu. Bahkan sebelum masehi pun sudah digunakan. Terkadang anak bukan hanya terkena diare, terkadang juga terkena cacingan.  Cacingan juga karena faktor makanan dan pencernaan. Penyakit pencernaan banyak juga yang diakibatkan oleh jenis cacing. Penyebabnya adalah masuknya cacing ke perut melalui makanan dan minuman. Kemudian cacing tersebut hidup dan berkembang biak di dalam perut. Cacing biasa hidup dan berkembang biak di kotoran-kotoran hewan. Kemudian menyebar melalui angin, ikan dan sayuran yang kita makan. Diare bukan hanya karena kebanyakan makan. Makanan yang kotor atau tidak bersih juga bisa menyebabkan cacing berkembang biak. Salah satu ciri cacingan adalah sakit perut. Gangguan pada lambung, limfa dan juga cacingan memiliki ciri yang sama yaitu sakit perut. Ciri lainnya adalah mual, ngiler, ngeces, tidak nafsu makan karena lambung penuh. Bisa juga banyak makan tetapi tidak memberikan pertumbuhan yang bagus pada tubuhnya, karena makanannya dimakan oleh cacing. Tenggorokan gatal, batuk, wajah berbintik putih biasanya pada pipinya tapi bukan panu, kuku berbintik abu-abu keputihan semakin lama keras dan bengkak, demam, nyeri dada, muntah dan diare adalah ciri lain cacingan. Pada cacing kremi biasanya anak suka menggaruk-garuk pantat. Ada juga ciri orang cacingan adalah suka menggigit kukunya, kemungkinan karena kuku tangannya kotor itulah yang menyebabkan cacingan.

Adapun obat cacing kremi adalah wortel 1 ibu jari ditambah 5 sendok makan santan kental. Cara membuatnya, wortel diparut ditambah 8 sendok makan air masak, diremas bersama santan, disaring. diminum 3 sdm, 1 kali sehari. Atau bisa juga dengan bubuk biji labu parang yang sudah dikeringkan diseduh dengan 1 cangkir air, lalu diminum selagi hangat. Untuk cacing gelang bisa menggunakan biji pepaya yang matang/hitam, dikeringkan sekitar 30 biji, ditumbuk, diseduh, lalu diminumkan. Dan untuk cacing pita siap 3 siung bawang putih, 300 biji labu merah. Semua bahan ditumbuk halus, diseduh air panas 1,5 gelas, disaring, diminum setelah dingin. Pada orang dewasa dibagi 2 lalu diminum 2x sehari. Pada anak-anak tergantung kondisi dan umurnya.

Demikian bahasan kita untuk penyakit anak dan solusinya. Semoga bermanfaat bagi orangtua dan anak-anaknya.


Sumber : kajian abu muhammad faris al qiyanji