1. Makan
dan minum berlebih
2. Minum
minuman keras
3. Seksual
berlebih
Ketiga hal ini membuat masalah pada tubuh kita. Adapun
makan berlebih adalah permasalahan pertama. Imam Qurthubi mengatakan, pokok dari
pengobatan adalah menjaga kesehatan. Menjaga kesehatan dalam hal olahraga,
makan, minum, beraktifitas dan lainnya. Artinya gerak dan diam kita harus
teratur. Gerak dan diam kita merupakan proses untuk menjaga kesehatan tubuh.
Ketika kita memiliki al himyah ( pola hidup ) yang sehat kita tidak membutuhkan
obat. Kalau seseorang memerlukan obat berarti dia harus memiliki pola hidup
yang sehat. Seperti yang kita bahas sebelumnya, bahwa anak-anak bukanlah
miniatur orang dewasa. Anak-anak adalah makhluk yang belum matang secara fisik
dan fungsinya. Didalam menggambarkan fisiologis anak-anak, dikatakan organ
dalamnya, ususnya masih lembut, begitupun dirinya dan juga tubuhnya masih halus
dan lembut. Energi vital anak-anak juga belum penuh. Maka banyak sekali ahli
kesehatan yang mengatakan tentang anak-anak. Ada yang mengatakan daging
anak-anak itu rapuh, darah mereka kurang, energi vital mereka masih lemah,
energi vital mereka masih lemah, energi dari organ dalam tubuhnya masih lembut
dan lemah. Ahli kesehatan yang lain juga mengatakan lima organ utama pada
anak-anak, pencernaan, usus, lambung dalam hal ini masih belum sempurna. Kulit
dan rambutnya, daging dan ototnya, tulang dan sumsumnya itu masih dalam
pembangunan. Sehingga pertahanan tubuhnya tidak sekuat orang dewasa. Begitupun
energi vital dan darahnya, secara keseluruhan belum kuat secara penuh. Artinya
anak-anak tidak aman, maka ketika seorang anak berinteraksi dengan makanan
secara umum dia tidak aman. Kalau
makanan tidak sesuai dengan ususnya, usus masih lembut,lambungnya pun masih
lemah.
Anak-anak ini fungsinya masih organik, anak-anak ini mudah
terkena penyakit. Anak-anak mudah terkena penyakit baik yang ditularkan atau
hawa dari luar ataupun makanan yang dia konsumsi. Maka pengobatan klasik itu
berpedoman bahwa anak-anak mudah terkena penyakit yang diasosiasikan dengan
tiga organ utama yaitu : limfa, paru, hati. Yang paling utama adalah limfa,
kita akan menjelaskan gangguan-gangguan pada anak-anak terutama pada sisi
perutnya. Yaitu perut besar dan perut kecilnya. Keluhan utama pada anak-anak adalah kolik, muntah,
diare, sakit lambung, sakit perut. Jarang sekali anak-anak yang mengatakan
sakit kepala, karena lambung adalah organ yang berada di tengah. Ketika
anak-anak itu makan, kemudian melalui tenggorokan, esofagus, dan akhirnya masuk
ke lambung. Makanan terssebut tidak menyimpang ke jantung atau ke ginjal.
Makanan akan masuk ke lambung sesuai dengan rutenya. Seringnya anak-anak
bermasalah dengan lambung disebabkan oleh besarnya pintu atas/masuk lambung dan
kecilnya pintu keluar dari lambung. Perhatian pada perut besar dan perut kecil
adalah hal yang utama. Karena perut tersebut berinteraksi langsung dengan
makanan. Karena saat berada di dalam rahim perut tersebut tidak berinteraksi
secara langsung dengan makanan. Jika kita keliru memberi makanan maka akan
timbul permasalahan. Jika lambung atau limfa lemah maka makanan yang masuk
terlalu panas akan menimbulkan peradangan di lambung,usus dan limfa. Kalau
terlalu dingin akan menyebabkan disentri/diare, atau gangguan fungsi lambung
lainya seperti cekukan, sendawa, muntah buang-buang air. Usus ini terserang penyakit dari luar, dan
jika lambung tidak kuat menerima maka bisa muntah atau buang air besar. Pemanfaatan madu pada anak-anak lebih
diutamakan karena sifat dan rasanya yang lembut. Madu sangat cocok untuk perut anak-anak yang
lembut. Wajar jika orang dewasa diare diberi madu 4-5 kali. Sedangkan anak-anak
cukup diberi sedikit saja, karena madu dan anak-anak itu sama lembutnya. Maka
terjadi kesesuaian diantara keduanya. Ada yang mengatakan anak-anak tidak boleh
diberi madu sebelum berumur 2 tahun. Padahal madu bersifat lembut, begitu juga
pencernaan anak-anak. Bagaimana mungkin orangtua tidak berani memberikan
sesuatu yang lembut, tetapi berani memberikan sesuatu yang bersifat kasar.
Daging lebih kasar daripada madu. Banyak anak-anak yang diberi madu yang
memiliki pertahanan tubuh yang baik walaupun tidak diberi imunisasi. Semua
pengobat klasik mengatakan madu berkarakter lembut, cocok dengan tubuh
anak-anak. Jika ada orang yang tidak cocok meminum madu hal tersebut bukanlah
karena madunya, tetapi karena perutnya yang bermasalah. Seseorang yang terkena
diare biasanya diberikan teh manis yang kental.
Teh dengan madu itu lembut, teh menghentikan diare sedangka madu
membersihkan kotoran-kotoran yang berada di dalam perut. Jambu biji ditambah
garam sedikit pun memiliki khasiat yang sama. Jambu biji saja sudah bisa
diberikan kepada anak-anak apalagi madu. Bahkan ada resep pada anak-anak usia 6
bulan sudah bisa diberikan teh yang diberi gula. Sedangkan madu lebih lembut
dari teh dan gula.
Pada satu penelitian lain dengan sudut pandang yang
berbeda. Madu dinilai tidak cocok sebelum anak-anak berusia 2 tahun. Walaupun sebenarnya penelitian ini mendukung
pengalaman turun temurun sejak ribuan tahun lalu. Bahkan sebelum masehi pun
sudah digunakan. Terkadang anak bukan hanya terkena diare, terkadang juga
terkena cacingan. Cacingan juga karena
faktor makanan dan pencernaan. Penyakit pencernaan banyak juga yang diakibatkan
oleh jenis cacing. Penyebabnya adalah masuknya cacing ke perut melalui makanan
dan minuman. Kemudian cacing tersebut hidup dan berkembang biak di dalam perut.
Cacing biasa hidup dan berkembang biak di kotoran-kotoran hewan. Kemudian
menyebar melalui angin, ikan dan sayuran yang kita makan. Diare bukan hanya
karena kebanyakan makan. Makanan yang kotor atau tidak bersih juga bisa
menyebabkan cacing berkembang biak. Salah satu ciri cacingan adalah sakit
perut. Gangguan pada lambung, limfa dan juga cacingan memiliki ciri yang sama
yaitu sakit perut. Ciri lainnya adalah mual, ngiler, ngeces, tidak nafsu makan
karena lambung penuh. Bisa juga banyak makan tetapi tidak memberikan
pertumbuhan yang bagus pada tubuhnya, karena makanannya dimakan oleh cacing.
Tenggorokan gatal, batuk, wajah berbintik putih biasanya pada pipinya tapi
bukan panu, kuku berbintik abu-abu keputihan semakin lama keras dan bengkak,
demam, nyeri dada, muntah dan diare adalah ciri lain cacingan. Pada cacing
kremi biasanya anak suka menggaruk-garuk pantat. Ada juga ciri orang cacingan
adalah suka menggigit kukunya, kemungkinan karena kuku tangannya kotor itulah
yang menyebabkan cacingan.
Adapun obat cacing kremi adalah wortel 1 ibu jari ditambah
5 sendok makan santan kental. Cara membuatnya, wortel diparut ditambah 8 sendok
makan air masak, diremas bersama santan, disaring. diminum 3 sdm, 1 kali
sehari. Atau bisa juga dengan bubuk biji labu parang yang sudah dikeringkan
diseduh dengan 1 cangkir air, lalu diminum selagi hangat. Untuk cacing gelang
bisa menggunakan biji pepaya yang matang/hitam, dikeringkan sekitar 30 biji,
ditumbuk, diseduh, lalu diminumkan. Dan untuk cacing pita siap 3 siung bawang
putih, 300 biji labu merah. Semua bahan ditumbuk halus, diseduh air panas 1,5
gelas, disaring, diminum setelah dingin. Pada orang dewasa dibagi 2 lalu
diminum 2x sehari. Pada anak-anak tergantung kondisi dan umurnya.
Demikian bahasan kita untuk penyakit anak dan solusinya.
Semoga bermanfaat bagi orangtua dan anak-anaknya.
Sumber : kajian abu muhammad faris al qiyanji