Sabtu, 14 Juni 2014

Tiga Kaidah Besar Pengobatan


Allah turunkan penyakit maka Allah turunkan juga obatnya. Itu merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya. Diturunkanlah obatnya, baik obat yang ada di dapur, di ladang,  di kebun. Sesungguhnya dalam pengobatan timur atau klasik itu memiliki tiga kaidah besar pengobatan seperti yang dikemukakan oleh Ibnu Qoyyim Aljauziyyah, yaitu :

    1.  Menjaga Kesehatan. Menjaga kesehatan adalah upaya kita untuk menjaga kesehatan yang ada atau telah kita miliki yang dikaruniakan oleh Allah Subhanahu wata’ala. Agar kita tidak melakukan perbuatan yang akan mengurangi kesehatan kita. Menjaga kesehatan adalah menjaga keseimbangan tubuh, yaitu dengan mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh nabi kita Muhammad Shallalahu Alaihi Wasallam. Baik dari gerak maupun diamnya tubuh kita. Dari bangun tidur sampai kepada tidur lagi. Karena itu merupakan penjagaan kesehatan yang paling sempurna, dunia dan akhirat.


    2. Menjaga agar materi-materi tubuh tidak rusak. Yakni dengan menjaga al himyah atau pola hidup. Menjaga pola tidur kita, pola makan, pola minum, bahkan sampai menjaga pola pikir kita. Karena terkadang penyakit itu berasal dari makanan, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Syafi’i rohimahullah. Bahwa penyakit itu disebabkan oleh tiga hal yaitu makan minum berlebih, minum minuman keras dan seksual berlebih. Maka makan dan minum berlebih ini akan menimbulkan penyakit, bahkan jika kita makan & minum padahal tubuh tidak memerlukan makan atau minum tersebut maka akan menyebabkan penyakit. Hal ini disebutkan oleh Ibnu Qoyyim Al jauziyyah dalam kitabnya Thibbun Nabawy. Maka kita perlu pola hidup yang baik, yaitu bagaimana cara mengatur tidur, makan dan minum yang baik. Contoh yang diberikan oleh ulama-ulama terdahulu adalah tidak boleh minum setelah berhubungan seksual, minum setelah makan, bahkan minum setelah berolahraga. Kelihatannya memang aneh, koq bisa tidak boleh minum ?. Apakah harus sebelum makan minumnya ?. Disini kita harus memahami bahwasanya makan dan minum itu bukanlah satu kegiatan, tetapi dua kegiatan yaitu makan dan minum. Sesuai dengan apa yang dikatakan Nabi kita bahwa perut kita itu terbagi tiga bagian yaitu sepertiga bagian untuk makanan, sepertiga bagian untuk minuman, dan sepertiga sisanya untuk udara. Beliau tidak mengatakan makanan dan minuman, masing-masing berdiri sendiri atau terpisah. Materinya sendiri-sendiri dan kegiatannya pun sendiri-sendiri. Alasannyapun berbeda, orang makan karena lapar dan minum karena haus. Kalau lapar diberi makanan dan minuman berarti orang tersebut lapar dan haus, bukan lapar saja. Lalu bagaimana kalau kita selesai makan, kita tersedak atau haus ingin minum sedangkan katanya kita tidak boleh minum ?. maka kita dibolehkan minum, tetapi kita minum bukan karena selesai makan tetapi karena haus atau tersedak. Kemudian jika kita selesai makan tetapi kita tidak ingin minum maka tidak masalah jika kita tidak minum, begitupun dengan makanan berkuah itu tidak masalah. Maka untuk orang yang selesai berolahraga, saat itu panas tubuh sedang memuncak jika disiram dengan air maka akan menyebabkan kram pada usus. Maka minum selesai berolahraga merupakan hal yang tidak baik. Tetapi jika dia minum karena haus maka tidak apa-apa karena memang tubuhnya membutuhkan minum. Orang tersebut minum atas dasar haus bukan karena selesai berolahraga. Begitu pula jika seseorang selesai berhubungan seksual, tidak dianjurkan minum apalagi minuman dingin. Orang yang selesai berhubungan seksual baru saja menggunakan seluruh energi vitalnya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa tenaga yang paling besar digunakan adalah saat berhubungan seksual. Maka intinya tidak dianjurkan minum jika tidak haus. Ini merupakan tatanan-tatanan pola hidup atau penjagaan. Agar tubuh kita tidak rusak oleh pola hidup kita sendiri.

    3. Mengeluarkan. Sesuatu yang jika tidak dikeluarkan maka akan membahayakan tubuh. Ibnu Qoyyim mengatakan ada 10 hal yang jika tidak dikeluarkan dari tubuh maka akan membahayakan bagi tubuh kita. Salah satu diantaranya adalah darah, keluarkanlah darah bilamana darah tersebut bergejolak. Kenapa demikian ?, karena pada dasarnya sifat darah adalah dingin. Bila bergejolak panas maka yang panas tersebut harus dikeluarkan. Para pengobat klasik mengatakan darah yang beracun adalah darah yang panas, karena darah yang panas tersebut dapat menyakiti tubuh. Beracun disini bukanlah keracunan darah, tetapi darah yang sangat panas sehingga keluar dari pembuluhnya dan melukai pemiliknya. Seperti halnya jika racun masuk ke tubuh kita, maka akan menyakiti tubuh kita. Kedua adalah sperma, keluarkan sperma kalau dia berkehenda untuk keluar. Disini adalah seseorang mengeluarkan sperma atau berhubungan seksual jika dia memiliki hasrat atau keinginan. Jika tidak punya keinginan maka jangan dipaksa untuk berhubungan seksual. Hasrat yang memuncak adalah saat yang paling baik untuk berhubungan seksual. Begitu pula dalam pengeluaran sperma tidak boleh secara beruntun atau terus menerus. Karena hal ini akan menyebabkan penyakit. Dan yang terparah adalah jika tidak dilakukan dengan istri sendiri, karena dia akan lebih banyak mengeluarkan tenaga dari pada dengan istrinya sendiri. Jika dengan istrinya dia akan lebih tenang.

Demikian tentang tiga kaidah besar dalam pengobatan. Tiga kaidah ini adalah tindakan pencegahan agar kesehatan tubuh tetap terjaga. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati. Semoga bermanfaat bagi semua.